Image Source :
Perjuangan Indra Bekti menjadi artis tidak mulus. Berbekal cita-cita menjadi artis dan belajar seni teater, membaca puisi, dance, hingga paduan suara di sekolah dasar, ia berjuang meraih mimpinya untuk menjadi artis populer. Bekti berjuang tak kenal menyerah. Kesabarannya begitu kuat dan kokoh.
Apa saja 7 perjuangan Bekti menjadi artis yang penuh jatuh bangun tersebut? Berikut tim cumicumi.com merangkumnya:
Menjadi Dubber
“Lumayan perjuangan, memang keinginan ke arah sana. Aku sempat ikutan dubbing di salah satu stasiun televisi swasta, untuk kartun, sudah SMP kelas tiga, aku ditawarin teman. Di situ aku kenal Elma Theana, ada mamanya Elma Theana, ada Roni Sianturi,” kisah Bekti.
Jadi Model
“Ada teman-teman di dunia entertainment-lah waktu itu, mereka ngajak, ayo coba ikutan modeling apa segala macam, coba ikutan yang di mal-mal kecil, eh menang, lomba-lomba peragawan, dulu kita barengan sama Ustad Jefri Al Buchori, sebelum Uje jadi ustad ya, sempat jadi model bareng-bareng dulu, sampai di catwalk segala macam,” ungkap Bekti.
Ikut Casting dan Jadi Figuran
“Ikut casting untuk iklan, sinetron apa segala macam gitu. Ikut lomba-lomba, ada dapat casting. Cuma di ujung dapatnya, dibayar cuma seratus ribu, itu sama Fadli-Fadlan dulu, barengan sama dia, kita jadi figuran dulu. Sempat tahun 1996 ikutan sanggar Ananda, waktu itu Oki Lukman sudah ada, mereka sudah di Lenong Bocah, aku ikutan, pertama kali banget itu jadi figuran, jadi Drakula dulu di Lenong Bocah, kenal sama Aditya Gumay dan Oki Lukman,” tutur Bekti.
Ikut Ajang Abang-None
“Sempat ikutan Cipta Bintang Sinetron, aku juara satu nasional, disiarkan di enam stasiun televisi swasta, papa nonton di rumah waktu aku menang itu sampai nangis lihat prestasi aku. Dikirainnya jadi bintang sinetron, nggak ada panggilan apa-apa, itu tahun 1996. Aku coba tahun 1997 ikut Abang-None, di Jakarta Timur, juara 3 wakil dua, tiga besar dikirim ke DKI, bersaing dari wilayah-wilayah lain, kalah. Aku terlalu muda mungkin waktu itu umur 19 tahun, karena biasanya yang ikut itu agak matanglah, aku terlalu muda. Berharap waktu itu jadi batu loncatan tapi nggak juga,” papar Bekti.
Juara Satu Lomba Presenting
“Ada lomba presenter, aku juara satu, Dave Hendrik juara duanya. Ada penawaran ikutan kerja di dubber bahasa Inggris di salah satu stasiun televisi swasta, diterima, sempat setahun,” kisah Bekti.
Nyambi Kerja di Cafe
Saat berusia 20 atau 21 tahun, Bekti selain menggeluti dunia seni juga sempat bekerja sambilan menjadi karyawan cafe.
“Aku nyambi kerjaan di cafe, jadi penunggu pintu. Kerja siang jadi dubber dan malamnya bukain pintu (di Cafe). Tapi tetap ikut casting-casting, tetap ikutan, tetap aktif untuk model-model tetap,” terang Bekti.
Lulus Casting Sinetron Anak
“Sampai tahun 1999, aku ikut sanggar main operet gitu, jadi pangeran, ke mal-mal, ke perumahan-perumahan. Yang punya acara nawarin, ada casting untuk Tralala-Tralili katanya bareng Agnes Monica, coba saja kamu casting. Dulu yang nawarin Mbak Del, manajernya Inul dulu. Malamnya aku tahajud sama Allah, semoga bisa jadi artis ya Allah, bisa memperbaiki ekonomi keluarga ku ya Allah. Agnes waktu itu sudah jadi artis, sempat deg-degan. Untungnya hari itu casting, hari itu diterima. Jadi pertama kali di tv ya di acara anak-anak, tralala-trilili bareng Agnes itu pertama kali banget,” tuutp Bekti dengan wajah berbinar. O ftr