Idul Fitri kali ini juga dirayakan oleh Wulan Guritno dengan rasa prihatin karena tidak dapat berkumpul dengan keluarga besar. Namun Wulan Guritno berbesar hati dengan ikhlas jalani Idul Fitri dimasa pandemi corona. Semua dilakukan karena demi kepentingan bersama.

“Ya pastinya beda ya karena kan kita ga kumpul dengan keluarga. Biasanya kan kalau lebaran kan pertama kita bangun pagi bangun terus salat ied bareng gitu jadinya kita kumpul di rumah bareng dengan keluarga. Untuk tahun ini pastinya berbeda ya tapi kan buat kebaikan bersama. Biasanya kan kita kumpul dirumah Eyang kan yang berbahaya itu kan buat yang seumur mereka tapi yang muda juga rentan juga tetap jadi harus jaga kesehatan terus.” ujar Wulan Guritno.

Tradisi mudik bagi sebagian masyarakat Indonesia merupakan momen yang sangat ditunggu tunggu setelah hampir setahun lamanya berjuang di tanah perantauan untuk mencari nafkah. Namun momen mudik kali ini telah dilarang oleh Pemerintah guna memutus rantai penyebaran pandemi corona. Sehingga Wulan Guritno pun tak habis pikir jika ada sebagian masyarakat yang memaksakan diri untuk mudik ke kampung halaman.

“Ya kalau kita kan sudah terbiasa dengan mudik ya udah lama bekerja selama setahun diluar kota terus mudik tentu saja momen yang sangat ditunggu tunggu oleh semuanya tapi kalau mudik bisa buat lebih parah lagi dan bisa berlarut larut ya lebih baik kiita tuntaskan agar bisa kembali bisa hidup normal jadinya. Ya menurut aku Idul Fitri tahun ini memang benar benar bikin sedih ya cuma kalau bisa membuat keadaan bisa lebih baik ya kenapa tidak toh ini kan juga ga selamanya. Jadi aku kadang ga ngerti dengan cara pikir orang yang memaksakan untuk mudik kan tahun depan masih bisa.” ujar Wulan Guritno.

Memaknai hari raya kemenangan dimomen Idul Fitri tentu memiliki makna yang lebih dibanding dengan tahun tahun sebelumnya bagi Wulan Guritno.

“Nah ini memaknai nya double ya karena biasanya kan kalau di Idul Fitri kita berharapnya bisa lebih baik lagi nah kalau kali ini karena ada pandemi ini kita memaknainya lebih dalam lagi agar evaluasi jadi selama sebulan belakangan ini kita udah dibuat untuk merenung dan berpikir bisa dua kali lipat.” tutup Wulan Guritno.