Skandal perselingkuhan Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett memang sempat menghebohkan masyarakat. Pasalnya, keduanya telah sama-sama menikah serta perselingkuhan ini dilakukan hingga tiga kali.

Meski isu ini kini sudah mereda, namun nampaknya publik belum puas. Banyak yang masih menunggu klarifikasi Syahnaz terkait perbuatannya dengan Rendy dan memintanya untuk minta maaf ke Lady Nayoan.

Sayangnya, saat ditemui belum lama ini, Syahnaz memilih bungkam dan terkesan menghindari awak media. Walau begitu, istri Jeje Govinda ini meminta doa agar segala permasalahannya segera selesai.

"Iya doain aja. Doain aja semuanya," kata Syahnaz, sambil berlalu meninggalkan awak media.

Baca Juga: Jawaban Amy Qanita Lantaran Syahnaz Belum Minta Maaf ke Lady Nayoan

Terkait sikap Syahnaz Sadiqah, seorang psikolog bernama Nurcahyati menyoroti hal ini. Menurutnya, jika seseorang yang melakukan perbuatan salah maka harusnya memnita maaf.

"Satu kewajiban dari pelaku yang berbuat salah memang harus meminta maaf. Meminta maaf ke dirinya sendiri, meminta maaf kepada orang lain. lalu melakukan tindakan-tindakan yang sekiranya bisa mengurangi kerugian, rasa bersalah. Nah ini yang sulit untuk dilakukan secara konsisten," ujar Nurcahyati.

Lebih lanjut, Nurcahyati menilai Tindakan Syahnaz yang kabur saat diserbu awak media memang wajar dilakukan. Hal ini sebagai bentuk perlindungan dirinya dan juga mencegah agar tidak sampai salah mengeluarkan statement.

"Respon yang dia tampilkan saat itu saya pikir sebagai respon yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang berupaya menghindari konfirmasi. Seperti seakan melarikan diri, menghindari gitu atau menjawab yang sekadarnya saja," jelas Nurcahyati.

"Ya biar bagaimana pun saat kita dihadapkan oleh situasi mungkin di luar dugaan ya tiba-tiba dikerubungi oleh banyak orang. Pasti akan muncul rasa kaget. Bingung gitu ya. Terus gak tau harus ngomong apa. Supaya mengamankan dirinya juga jangan sampe mengeluarkan statement atau tindakan yang pada akhirnya justru memancing penilaian buruk kembali," sambungnya. (ND)