Belum lama ini, jagat media telah dibuat heboh dengan pengakuan Afifah Riyad. Lewat unggahan di media sosialnya, Afifah menjelaskan bahwa dirinya telah mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh mantan kekasih suaminya. Meski sosok wanita tersebut tidak pernah disebutkan secara gamblang oleh Afifah. Berdasarkan penelusuran netizen, sosok tersebut adalah wanita bernama Regi Nazlah.

Hasilnya, media sosial Regi pun diserbu oleh komentar-komentar kurang menyenangkan dan berbau hujatan. Tidak terima dengan perlakuan ini, Regi Nazlah pun menggelar konferensi pers bersama kuasa hukumnya, Markus Nababan. Dalam konferensi pers tersebut, Regi Nazlah pun menegaskan bahwa tudingan yang dilontarkan Afifah tidak benar adanya.

"Disini saya cuma ingin menyampaikan saja bahwa opini yang diberikan dari pihak sebelah itu tidak benar adanya, jadi biarlah proses hukum yang nantinya membuktikan faktanya" ujar Regi Nazlah dalam konferensi persnya (26/10)

Baca Juga: Selebgram Afifah Riyad Stress Berat Usai Alami Kekerasan dari Mantan Kekasih Suami

Regi pun berharap, masyarakat Indonesia dapat lebih bijak dalam menggunakan sosial media. Ia membeberkan, bahwa maraknya pemberitaan akan hal ini telah memberikan efek negatif dalam kehidupannya. Permasalahan ini bahkan menghadirkan gangguan dalam karirnya.

"Disini ingin saya sampaikan juga berilah saya ruang, karena disini sudah menyangkut ranah keluarga saya, pendidikan saya, serta pekerjaan saya, yang dimana saya harus dirumahkan dulu, untuk itu, untuk seluruh masyarakat Indonesia, berbijaklah menggunakan media sosial" sambungnya 

sambil menitihkan air mata

Hal ini kemudian dipertegas oleh sang kuasa hukum. Ia mengingatkan, keputusan bersalah atau tidaknya seseorang berada di dalam keputusan hakim. Sehingga sebelum adanya putusan, seseorang belum pantas dilabeli sebagai pelaku. Tak lupa, Markus juga menghimbau pihak Afifah Riyad agar lebih berhati-hati dalam menuduh seseorang.

"Paling utama adalah gini, karena netizen atau masyarakat ini kan antara positif dan negatif, saya harap juga netizen ini bisa bijaksana, tidak menghakimi, karena hukum Indonesia ini adalah hukum yang tertinggi adalah putusan pengadilan. Kami bukannya bersombong diri tapi tetap berbuka diri, semoga pihak inisial wanita AR itu bisa juga tidak main asal tuduh, menggiring opini sembarangan, itu luar biasa efeknya,"ujar Markus Nababan (FR)