Image Source : Instagram
Belakangan ini ramai di media sosial perihal
unggahan mantan VJ Sarah Sechan yang diduga sedang menyindir Nagita Slavina Hal
ini bermula dari sebuah video yang viral Nagita Slavina yang sedang berada di Singapura teriak-teriak
memanggil Nia Ramadhani. Video itu disertai narasi: Ketika
Mama Gigi manggil Nia Ramadhani di Singapura.
Dalam video tersebut, Nagita terlihat menelepon sambil meneriakkan nama Nia tiga kali hingga memantik tawa rekan selebritas seperti Wandahara dan Aaliyah Massaid.
"Ya lo maju terus, ini kita sudah maju ke depan. Lo maju. Niaaa!!! Dengar gue enggak?" ocehnya.
Namun Nia Ramadhani tidak juga mengetahui keberadaan Nagita dan kawan lainnya. Lantas Gigi pun teriak memanggil Nia. Hal itulah yang disebut memancing beragam reaksi, tak terkecuali Sarah Sechan.
Lewat unggahan Instagram Stories baru-baru ini, Sarah Sechan mengkritisi artis yang digelari Sultan di sebuah negara lalu merasa bisa bertingkah seenak jidat saat berada di luar negeri. Padahal, di negara orang ada adab yang mesti dihormati.
"Kebiasaan dianggap 'Sultan' di negara sendiri, pas di negara orang berasa bisa seenaknya. Di mal teriak-teriak panggil temannya, dengan bangga, padahal orang lokal lihatnya mungkin: Nih turis enggak punya manners," tulis Sarah Sechan.
Mantan VJ MTV itu mengingatkan di negara yang dikunjungi artis sultan, banyak orang yang jauh lebih kaya namun tetap beretika dan tak meneriaki orang lain saat berada di ruang publik.
"Di negara itu, banyak orang kaya. Jauh lebih kaya. Tapi enggak ada tuh yang teriak-teriak di mal panggil orang lain," tulisnya dengan latar warna saliwah polos.
Dalam bahasa Inggris, Sarah Sechan mengingatkan bahwa sekarang ada teknologi bernama ponsel. Jadi, saat berjauhan dengan teman di ruang publik, Anda bisa menelepon dan memberi tahu teman.
"Berikut sebum tip: Ketika lo ENGGAK berada di hutan atau kebon, simpel banget lo bisa telepojn teman lo dan bilang: Gue di lantai anu, dekat toko ini, dekat pintu itu," Sarah Sechan menyambung dalam bahasa Inggris.
Terakhir namun sangat telak, ia menyinggung bahwa uang tak bisa membeli kelas. Uang tak menjaimin seseorang lantas punya etika. "Duit memang enggak bisa dipakai untuk beli kelas," pungkasnya.
(Dindi)