Namira Zania Siregar telah berhadil membuktikan bahwa kekurangannya adalah kelebihannya. Gadis berusia 27 tahun ini merupakan penyitas down syndrome. Meski begitu, Namira mampu membuktikan bahwa dirinya bisa lebih unggul dibanding dengan orang normal pada umumnya.

Melalui program 'Alvin in Love', ibunda Namira, Nini Andrini membagikan cerita perjuangan Namira hingga bisa bertahan sampai saat ini. Tentu bukan perkara mudah untuknya juga saat mengetahui bahwa putrinya terlahir down syndrome.

"Saya pikir ketika saya melahirkan Namira, saya akan banyak ngajarin Namira. Karena dengan kondisi dia, saya pasti akan banyak ngajarin dia macem-macem. Tapi yang terjadi adalah saya yang diajarin sama Namira. Bagaimana dia menghadapi bullying dia dari kecil. Bahkan kadang kita orang tua yang sakit dengernya," ujar Nini Andrini.

Nini mengaku kerap dibuat terharu dengan sifat Namira yang bisa begitu ikhlas ketika mendapat hinaan dari orang tentang kekurangangannya. Namun, hal ini justru yang membuatnya semakin kuat dan terus mendukung putrinya untuk bisa sembuh.

Terbukti perjuangan Nini dan Namira membuat gadis berusia 26 tahun itu bisa mengembangkan bakatnya. Mulai dari menari, bisa lancar bahasa Korea, menjadi model, bahkan Namira berhasil menjadi perwakilan Indonesia di acara Disable People Internasional (DPI) di Korea Selatan. Hal ini tentu tak pernah dibayangkan oleh Namira maupun sang ibunda.

"Waktu dia diundang DPI di Busan, dia diundang ke acara Busan World Disable Conference sebagai Art Culture Disable. Dia diundang ke sana, Alhamdulillah emaknya kecipratan bisa jalan-jalan dibiayaain. Kebayang gak tuh ternyata seorang anak down syndrome yang dikucilkan bisa bawa ibunya jalan-jalan," beber Nini.

Diakui Namira, perjalanannya ke Korea Selatan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan. Bukan hanya untuknya, namun Namira juga melihat perkembangan sesama orang disabilitas di seluruh dunia dan membandingkan kondisinya dengan yang terjadi di Indonesia.

"Untuk mendengarkan seminar-seminar tentang kemajuan disabilitas di dunia dan di-compare dengan disabilitas di Indonesia," ucap Namira. (ND)