Image Source : Kementrian
Tinggal menghitung hari jelang perayaan Idul Fitri tahun 2025. Bak sebuah tradisi, momen lebaran tak afdol bila tidak ada kegiatan mudik ke kampung halaman. Namun, lantaran harga tiket transportasi domestik yang melonjak tinggi jelang Idul Fitri, banyak masyarakat yang memilih pergi keluar negeri untuk transit ke kota tujuan mereka.
Tidak sedikit masyarakat yang ingin mudik ke Batam memilih untuk berangkat melalui Malaysia dan Singapura dibanding langsung ke kota tujuan mereka. Selain ketersediaan tiket yang masih ada, harga juga relatif lebih murah. Hal ini dilakukan oleh seseorang bernama Trisna, warga Batam Center.
Diakui Trisna, dirinya hampir saja tidak bisa pulang ke kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat. Pasalnya sudah berusaha sejak H-8 Lebaran, tetapi semua tiket penerbangan ke Padang dari Batam sudah penuh. Dia sempat berharap adanya penerbangan extra dari maskapai, namun yang ditunggu tak kunjung datang.
Setelah mencari alternatif, Trisna akhirnya mendapatkan tiket dari Kuala Lumpur ke Padang dengan harga Rp 800 ribuan untuk keberangkatan 28 Maret 2025. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan tiket Batam-Padang yang sebelumnya mencapai hampir Rp 1,5 juta.
"Dapat tiket dari Kuala Lumpur ke Padang seharga Rp 800 ribu. Lebih murah dibanding Batam-Padang yang waktu itu hampir Rp 1,5 juta," jelasnya.
Meskipun harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp 575 ribu untuk tiket pesawat pulang-pergi Batam-Kuala Lumpur, namun Trisna tetap memilih jalur ini karena total biaya masih lebih hemat dibanding tiket langsung dari Batam ke Padang.
"Lebih murah juga, meskipun agak capek. Yang penting bisa pulang kampung," pungkasnya.
Hal serupa dialami oleh Ahmadi, warga Batam Centre. Dalam beberapa tahun terakhir Ahmadi memilih mudik ke luar Batam via luar negeri lantaran jauh lebih murah.
"Saya cek tiket pesawat Batam-Jakarta misalnya, harganya hampir Rp 10 jutaan. Nah dari Malaysia masih ada dan harganya hanya sekitar 800 ribu. Bahkan tahu lalu, ketika saya mudik ke Sulawesi lebih hemat hampir 2 juta," ucap Ahmadi. (ND)