Menjelang agenda fansign yang akan digelar di Shanghai, China, pada 20 Desember 2025 mendatang, tiga member Treasure, yakni Yoshi, Asahi, dan Haruto, dipastikan akan absen dari jadwal tersebut.

Informasi ini pun langsung memicu kecemasan di kalangan Teume, sebutan untuk penggemar boy group asal Korea Selatan tersebut. Padahal, acara itu adalah bagian dari perayaan perilisan mini album ketiga Treasure, yang berjudul LOVE PULSE.

Kabar mengejutkan ini pertama kali diumumkan oleh pihak penyelenggara fansign, MAKESTAR. Mereka mengungkap bahwa tidak semua member Treasure dapat hadir lantaran kondisi tertentu yang berada di luar kendali mereka. 

MAKESTAR juga menyampaikan permohonan maaf dan memastikan akan memberi informasi lanjutan terkait bentuk kompensasi kepada penggemar melalui email.

Ketiadaan penjelasan detail mengenai alasan absennya ketiga member Treasure justru membuka ruang spekulasi menjadi lebih luas. Sejumlah penggemar menduga keputusan tersebut masih berkaitan dengan situasi politik yang tengah memanas antara China dan Jepang. Dugaan ini mencuat karena Asahi dan Haruto diketahui berkewarganegaraan Jepang, sementara Yoshi merupakan Zainichi Korean generasi keempat meski secara administratif memegang paspor Korea Selatan.

Walaupun belum ada pernyataan resmi yang mengaitkan absensi ini dengan faktor politik, sejumlah pelaku industri menilai dinamika geopolitik yang tengah terjadi mulai memberi dampak nyata terhadap aktivitas promosi K-pop di China.

Selama beberapa tahun terakhir, acara K-pop berskala kecil memang masih dapat diselenggarakan di China meski adanya pembatasan terhadap konten budaya Korea. Tapi, kasus yang menimpa Treasure ini memunculkan kekhawatiran baru, terutama bagi grup dengan anggota lintas negara, khususnya yang memiliki member Jepang. 

Di tengah situasi ini, penggemar berharap para artis Treasure dan grup K-pop lainnya tidak menjadi korban dari kondisi yang sepenuhnya berada di luar kendali mereka. (RWP)