Image Source : Getty Images
Sosok Taylor Swift memang
sudah mendunia. Sang musisi yang terkenal dengan berbagai hits single itu juga
telah memiliki banyak penggemar dari seluruh penjuru dunia. Kepopuleran yang dimiliki
Taylor Swift membuat dirinya memiliki fans fanatik hingga sering kali dijadikan
panutan.
Baru-baru ini, ada kabar yang memuat tentang mata kuliah di salah satu universitas dti Filipina yang mempelajari tentang ketenaran ikon pop dan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Profesor yang memimpin mata kuliah yang disebut "kajian selebritas" di Universitas Filipina itu mengatakan mereka menganalisis terkait Swift melalui perspektif pascakolonial.
"Saya ingin menggali lebih dalam masalah-masalah sosial yang kita hadapi berkaitan dengan Taylor Swift," kata seorang mahasiswi Universitas Filipina yang mengikuti mata kuliah mengenai Swift, seperti dilansir VOA Indonesia.
Sewaktu Swift tur di Asia, ratusan mahasiswa mendaftar untuk kelas tersebut, mengisi slot mata kuliah elektif yang terbatas itu hanya dalam hitungan menit dan mendorong pengelola universitas untuk membuka kelas ekstra.
Yang memimpin mata kuliah ini adalah Cherish Brillon, yang mengajar komunikasi, teori media, budaya pop, dan ekonomi politik.
Mengenai kelasnya itu, Brillon mengemukakan, "Kami akan meninjaunya dari berbagai cara pandang seperti persinggungan antara jenis kelamin, gender, dan kelas."
Brillon sendiri mengaku sebagai Swifties, julukan bagi penggemar fanatik Swift. Dia mengatakan banyak universitas top di Amerika Serikat yang menawarkan kelas mengenai penulisan lagu dan sastra Swift dalam diskografinya.
Tetapi di mata kuliah yang dipimpinnya, Brillon menganalisis bagaimana media menggambarkan Swift sebagai selebritas dan dampak statusnya tersebut dengan perspektif lokal pascakolonial.
"Bagaimana seorang ikon transnasional seperti dia, bagaimana kita memanfaatkannya untuk membahas isu-isu kita sendiri, keprihatinan kita sendiri? Bagaimana kita menggunakan citranya, ikonografinya atau hal-hal yang terkait dengannya untuk mengekspresikan sesuatu mengenai masyarakat dan juga politik Filipina," tutur Brillon.
(Dnd)