Kasus korupsi yang melibatkan PT Niaga Timah di Bangka Belitung masih menjadi perbincangan publik, terutama karena nilai kerugian negara yang mencapai lebih dari 300 triliun rupiah. Kasus ini juga menjadi sorotan karena menyeret sejumlah nama besar, termasuk suami dari artis Sandra Dewi, serta beberapa pengusaha timah dan oknum aparatur negara. Saat ini, proses hukum atas kasus tersebut masih berjalan di pengadilan, namun belum banyak memberikan kejelasan bagi masyarakat. Situasi ini mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap sektor pertambangan, khususnya penambangan timah, yang rawan disalahgunakan. Banyak pihak menilai bahwa pembiaran terhadap praktik-praktik tambang ilegal telah lama terjadi dan semakin memprihatinkan, mengingat dampak lingkungan dan ekonomi yang serius. Terkait hal ini, beberapa ahli bersama elemen masyarakat telah menginisiasi diskusi publik bertajuk "Sengkarut Illegal Drilling dan Illegal Refinery". Diskusi yang berlangsung baru-baru ini menekankan pentingnya regulasi baru yang lebih ketat dan komprehensif dalam mengatur sektor pertambangan di masa mendatang. Lantas, seperti apa hasil diskusi yang melibatkan para ahli ekonomi dan pihak kepolisian, yang digelar di kawasan Jakarta Selatan kemarin?
DILARANG MENGGUNAKAN KONTEN CUMICUMI.COM TANPA IZIN