Seorang remaja putri bernama Aura Cinta tengah menjadi perhatian publik setelah video perdebatan dirinya dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, viral di media sosial. Aura, yang merupakan anak korban penggusuran di bantaran Sungai Cikarang, melayangkan kritik tajam terhadap beberapa kebijakan pemerintah provinsi. Dalam video tersebut, Aura menyoroti dua kebijakan utama yang dianggap kontroversial, yakni penghapusan kegiatan wisuda di sekolah dan penggusuran rumah-rumah warga di bantaran sungai. Sikap kritisnya mendapat beragam tanggapan dari masyarakat, mulai dari dukungan hingga perdebatan.
Menanggapi kritik tersebut, Dedi Mulyadi merespons dengan cepat. Ia mengundang Aura untuk berdiskusi langsung dan memberikan penjelasan terkait kebijakan yang dipertanyakan. Dalam pertemuan tersebut, Dedi menjelaskan bahwa kenangan masa sekolah bukan hanya tentang acara perpisahan atau wisuda, melainkan tentang proses belajar selama tiga tahun di tingkat SMP atau SMA. Dedi juga menekankan bahwa penyelenggaraan acara wisuda selama ini sering membebani orang tua murid karena membutuhkan biaya tambahan.
Namun, Dedi juga memberikan tanggapan tegas kepada Aura, mengingat latar belakang keluarganya yang tergolong kurang mampu. Ia mempertanyakan mengapa Aura meminta agar acara wisuda tetap diadakan, meski kondisi ekonominya tidak mendukung.
DILARANG MENGGUNAKAN KONTEN CUMICUMI.COM TANPA IZIN