Suasana duka masih terlihat di kediaman Almarhum KH. Zainuddin MZ yang terletak di kawasan Kabayoran Lama, Jakarta Selatan. 7 hari sudah dai sejuta umat itu meninggalkan kita semua. Keluarga besar pun seolah masih sulit menerima kenyataan jika sang pemimpin telah pergi untuk selama-lamanya. Kediaman Almarhum memang masih dibanjiri masyarakat. Untaian doa masih terus mengalir hingga acara tahlilan yang digelar semalam untuk memperingati sepekan kepergian Almarhum. Masing-masing anggota keluarga masih tampak sedih. Apalagi Hj. Kholilah, istri Almarhum masih terus mengeluarkan airmata meratapi kepergian suami tercinta. “Ya selalu kita dampingi dari anak-anaknya, mantunya dan cucu-cucunya. Terutama menghibur beliau dan teman-teman ibu kami semua hadir mendampingi dan seminimal mungkin dihindari berbicara banyak dengan tamu yang datang karena biar bagaimanapun juga kondisinya masih labil,” tutur Lutfi, anak kedua Almarhum. Lutfi menambahkan, sang bunda masih berat menjalani hidup tanpa pendamping. Apalagi dalam waktu dekat akan memasuki bulan suci Ramadhan. Suasana makin terasa pilu karena sang kyai yang biasanya berceramah, kini suaranya nggak akan terdengar lagi. Hanya keikhlasan dan ketabahan yang dibutuhkan untuk menjalani hidup. Dan nggak lupa, Lutfi beserta keluarga akan mewujudkan keinginan terakhir Almahum untuk membangun pondok pesantren. Jika nggak ada aral melintang, amanah tersebut akan dilakukan usai Lebaran. “Kita sudah beberapa kali diutus untuk melihat beberapa lokasi, di daerah Jonggol, Sentul dan Bogor. 3 lokasi yang pernah dilihat saya dan Almarhum dan memang rencananya akan melakukan rapat setelah lebaran. Tapi Allah berkehendak lain, Beliau sudah dipanggil dulu. Cita-cita Almarhum Insya Allah akan kita teruskan,” jelasnya. Hj. Kholilah, istri Almarhum masih terus mengeluarkan airmata.