Baru-baru ini, Maudy Ayunda telah mengejutkan media sosial Tanah Air lewat cita-citanya bila terpilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pada video tiktok unggahan @felicia.tjiaksana, Maudy menjelaskan bahwa dirinya akan mengubah habis sistem ujian di negeri ini, yang tadinya didominasi oleh soal pilihan ganda dan uraian, akan ia ganti menjdi open-ended question. Alasannya pun cukup jelas, karena Maudy ingin mengasah cara berpikir pelajar Indonesia menjadi lebih kritis.

Namun, cita-cita aktris kelahiran tahun 1994 ini justru membuatnya kebanjiran kritik masyarakat. Karena menurut mereka, sistem yang dianjurkan oleh Maudy tidak dapat direalisasikan di negeri ini. Bahkan, banyak dari mereka yang justru berdoa agar cita-cita mulia Maudy Ayunda dapat terpilih menjadi Mendikbud tidak terwujud.  

Baca Juga : Maudy Ayunda Ingin Ganti Sistem Ujian yang Gunakan Pilihan Ganda dan Uraian

"Mbak cantik cobain dulu deh ngajar/ jadi guru honorer di sekolah daerah, biar tau rasanya gmna, biar gak seenaknya mengubah kebijakan. Kita bukan tidak menerima perubahan tapi setidaknya kebijakan baru tidak memberatkan guru yang dimana disini pasti guru yg banyak di tuntut. Sekarang mba maudy mau meniadakan soal PG tapi di ganti dengan essay? Memang membuat soal nya lebih mudah membuat soal essay tapi untuk memeriksa soal satu", satu kelas 40 siswa belum di jumlah banyak nya soal belum lagi yg guru bidang pegang semua kelas berapa puluh siswa tuh soal siswa yg perlu diperiksa satu"? Mau bikin guru tipes mba? Tiap malem bergadang cuma buat meriksa soal"? Dengan gaji gak seberapa tapi tuntutan yang bejibun Masya Allah" tutur @alf***

"kalo usul jangan asal mbak maudyyyy, lihat realitanya dulu sperti apa. jangan samakan pendidikan mbak dengan sekolah2 di indonesia" tulis @hol***

Tak main-main, seorang netizen bahkan menyebut Maudy Ayunda tidak memiliki kualifikasi untuk menjabat di Pendidikan Indonesia. Pasalnya, semasa hidup Maudy tidak pernah sekalipun menimba ilmu di sekolah negeri.

"Maudy Ayunda ngomongin pendidikan Indonesia padahal sekolah aja ga pernah di sekolah negeri dan juga ga pernah ngerasain pendidikan tinggi di Indonesia, ya gagasannya ga bakal relatable lah itu coy" sahut @put*** (FR)