Image Source : Netflix.com
Sejak film dokumenter yang mengangkat kembali kasus Kopi Sianida rilis, nama Edi Darmawan Salihin, ayah Mendiang Mirna banyak menjadi buah bibir pembicaraan masyarakat. Namun kali ini, Edi disorot karena dirinya harus berurusan dengan pihak berwajib, karena laporan mantan karyawannya.
Hal ini terjadi karena Edi Darmawan diduga tidak membayarkan hak pesangon kepada para mantan karyawan yang terkena PHK besar-besaran di perusahaan miliknya. Dengan diwakili oleh pengacara Mangunju Simanullang, para mantan karyawan Edi telah resmi melaporkannya pada tanggal 26 Septerber 2023.
"Kami tidak berhenti untuk memperjuangkan keadilan bagi para karyawan, bagi korban PHK pesangon ini, kembali kami melakukan laporan polisi di Polda Metro Jaya di tanggal 26 September 2023" ujar Mangunju H Simanullang, kuasa hukum mantan karyawan Edi Salihin
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada hari Jumat (6/10) ini, mantan karyawan Edi Salihin yang bernama Jahiri pun menyuarakan jeritan hati yang telah ia pendam selama 5 tahun belakangan ini. Apalagi mengingat dirinya telah mengabdi di perusahaan milik Edi lebih dari 25 tahun.
Baca Juga: Sembunyikan Bukti Lain Kasus Jessica Wongso, Ayah Mirna Bisa Dipidana?
Dengan mata berkaca-kaca, Jahiri pun memohon agar Edi Salihin dapat memenuhi hak yang sudah seharusnya ia dapatkan.
"Saya kerja begitu, ibaratnya semangat dan tanpa alhamdulillah tidak ada kesalahan sedikit pun selama 28 tahun, yang saya harapkan kepada Bapak Edi Darmawan Salihin, tolong lah iba sama karyawan yang sudah lama mengabdi di perusahaan bapak, tolong bagaimana semestinya" ujar Jahiri
Dengan mata berkaca-kaca, Jahiri pun memohon agar Edi Salihin dapat memenuhi hak yang sudah seharusnya ia dapatkan.
"Kami mohon kepada bapak direktur, tolong perhatian kami, jasa kami, tolong, mohon dibayarkan uang pesangon kami,"
Selain Jahiri, mantan karyawan perusahaan milik Edi Darmawan yang bernama Teguh Sudarmono juga ikut buka suara. Ia bercerita, bahwa banyak terjadi perubahan di dalam hidup Edi sejak peristiwa nahas yang menimpa putrinya. Sayangnya, perubahan itu juga berdampak buruk bagi para karyawan yang bekerja untuknya.
"Nah setelah ada kasus Mirna, sianida, itu parah dan membuat istri saya juga berteriak. Karena apa, ya kan kita punya utang cicilan motor ya kan, cicilan rumah, atau pun kita punya anak sekolah, itu jadi masalah jadinya, yang membuat saya jadi sedih juga, kenapa seperti ini" ujar Teguh Sudarmono (FR)