Image Source : youtube.com/cumicumi
Kasus kematian Vina Cirebon hingga kini belum juga menemukan titik terang. Berbagai fakta baru seakan mulai bermunculan seiring dengan diusutnya kasus ini. Bahkan beberapa terdakwa diduga tidak benar-benar bersalah. Lantas fakta-fakta tersebut menarik perhatian Dedi Mulyadi selaku aktivis dan politikus. Dirinya pun akhirnya melakukan penelusuran guna menyamakan pernyataan pihak kepolisian dengan fakta yang terjadi sebenarnya.
Melalui interview secara eksklusif dengan tim Cumicumi, Dedi pun memulai penelusuran dengan keluarga vina hingga mencari tau soal Linda dan beragam kisah kesurupannya.
"Saya itu kan punya kesempatan bertemulah dengan keluarga Vina. saya mulai mendapat penjelasan awal mula kemudian cerita Vina meninggal kemudian keluarganya curiga setelah beberapa hari bahwa motornya tidak rusak, handphonenya tidak rusak." ungkap Dedi Mulyadi.
Kemudian mantan Bupati Purwakarta itu langsung menemui warga sekitar yang tinggal di dekat rumah pak RT. diketahui pak RT merupakan salah satu saksi kunci pada saat kejadian, meski dirinya justru menghilang ditengah kegentingan kasus kematian Vina dan Eky.
"Saya ketemu dengan orang-orang yang tinggal di sekitar rumahnya pak RT hampir semua mengatakan malam minggu tuh anak-anak mabuk di sini. Kemudian saya bikin rekontruksi lagi sampai ke warung nasi kuning." pungkasnya.
"Nah untuk pak RT sendiri kenapa sampai sekarang menghilang kalau memang merasa benar. Munculah nyatakan bahwa anak-anak itu bohong sebagaimana dia mengatakan di BAP. anak-anak tidak tidur di rumahnya dan dia tidak memberikan kunci kan sesederhana itu. Harusnya muncul untuk tidak semakin menguatkan dugaan publik." kata Dedi menyambung.
Padahal menurut Dedi jika beberapa saksi kunci dihadirkan, kepolisian bisa lebih mudah untuk mendapatkan hasil dari telisik kasus Vina yang masih menyita perhatian publik.
"Nanti kan polisi tinggal menguji kebenaran mereka kan bisa duji dengan alat untuk mendeteksi kebohongan. Ya sudah para saksi ini di tes mana yang benar sama yang bohong." tukasnya.
(Dindi)